Tanjabbar,MA – Pengelolaan Program Revitalisasi Sekolah Tahun 2025,memprioritaskan perbaikan Sarana dan Prasarana Sekolah, agar tempat kegiatan belajar mengajar layak dan berkualitas,
Program yang terbalut dengan Swakelola, keterlibatan warga setempat menjadi skala Prioritas dengan mengedepankan asas Transparansi
Hal ini tampaknya tidak diterapkan oleh SMA negeri 9 Tanjab Barat,yang terletak di Kelurahan Dusun Kebun,Kecamatan Batang Asam , Melalui Program Revitalisasi mendapatkan Kucuran Dana APBN Tahun 2025 ,sebesar Rp 250.000.000 untuk Rehab Ruangan Adminitrasi 1.
Namun diduga Kepala Sekolah secara lantang mengangkangi Aturan,Terutama terkait Pembentukan Panitia Pembangunan Sekolah yang tak dimusyawarahkan, Transparansi yang diabaikan.dan disinyalir semua dimonopoli oleh Kepala Sekolah
ADVERTISEMENT
. SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu Wali Murid yang enggan Namanya untuk ditulis namanya menyampaikan,pihak Sekolah tak melibakan wali Murid maupun Masyarakat dalam pembentukan Panitia Pembangunan,padahal ini merupakan Program Swakelola yang seharusnya melibatkan Masyarakat,” pembentukan. panitia tak pernah wali Murid dilibatkan, ” Ucapnya Heran
Lanjutnya,bukan Hanya itu saja Pihak Sekolah juga tidak Transparan dalam pengelolaannya.,Padahal dengan Anggaran 250.000.000 untuk Rehab Satu Ruangan Administrasi 1 sangat Pantastis, ” Wali Murid maupun warga tak Tahu,apa- apa saja yang akan Direhab,”Ujarnya lagi.
Hal serupa juga dibenarkan oleh warga lainnya,Baka ia juga merasa kecewa dengan pihak sekolah yang mengabaikan keterlibatan warga sekitar sebagai Tenaga Kerja,” sebagai warga yang tak memiliki pekerjaan,jika diajak kerja ,sangat berterima kasih, tapi kita tak pernah diajak maupun dilibatkan ” Tuturnya.
Sementara Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Tanjab Barat, Septa Diano, saat dihubungi lewat Via What’s App tak menggubris sama sekali, begitu juga melalui Via SMS ,padahal sekalu Penanggung Jawab dalam mengelola Anggaran Revitalisasi, seharusnya mampu berkomunikasi dan memberikan Tanggapan agar Pemberitaan yang disajikan berimbang dan mencerdaskan para Pembaca.
Bukan sebaliknya apatis dan terkesan abai dengan Insan Pers, Lantas menyalahkan bahwa berita yang disajikan hanya didapatkan dari satu Nara Sumber
Sementara Kadisdik Propinsi Jambi,akan dimintai Keteranggannya pada Edisi selanjutnya. (Zulkatan)







