Jambi,MA- Kantor Bea dan Cukai Jambi mendorong dan mendukung penuh usaha PT Cipta Lebah Berkah (CLB) yang memproduksi madu lebah untuk diekspor madunya ke Singapura dan Malaysia yang dilakukannya saat ini.
Kepala Kantor Bea dan Cukai Jambi Wijang Abdillah, Rabu mengatakan pihaknya mendukung penuh dan mendorong semua pihak untuk bisa melakukan kegiatan ekspor semua komoditinya dari asal Jambi, termasuk juga dengan PT CLB yang hari ini resmi mengekspor sebanyak 250 kilogram madu ke Singapura dengan menggunakan jalur pengiriman barang dari Jambi dengan dilengkapi dokumen resminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami Bea dan Cukai sesuai instruksi Menteri Keuangan untuk mendorong kegiatan ekspor dari asal daerahnya masing-masing dengan membantu para pelaku untuk mendapatkan izin resmi pengiriman ke luar negeri dari pihaknya, seperti yang dilakukan Nurlela sebagai eksportir madu asal Jambi,” katanya.
Untuk PT CLB merupakan dukungan dari Bea dan Cukai Jambi serta semua pihak terkait untuk bisa mengirimkan madu nya ke Singapura dan kali ini mereka mengekspor madu lebah itu ke Singapura melalui kargo penerbangan di Jambi melalui maskapai Garuda sebanyak 250 kilogram.
Wijang mengatakan jika pelaku lainny ada kendala terkait ekspor maka diharapkan kepada seluruh pengusaha atau pelaku dapat berkoordinasi dengan pihak Bea dan Cukai Jambi dan kami siap membantunya hingga pelaku dapat melakukan ekspor tersebut.
“Untuk ibu Nurlela sebelumnya madu lebahnya tidak memiliki dokumen resmi dan kami bantu hingga selesai mendapatkan dokumen resmi dan hingga saat ini sudah resmi mengekspor,” katanya.
Selama ini PT CLB milik Nurlele dianggap dunia internasional pengiriman madunya legal atau tidak resmi dalam mengirim produk madu lebahnya ke luar negeri karena tidak lengkapnya dokumen dan saat ini dengan bantuan resmi berbagai pihak maka PT CLB bisa mengirim madu lebahnya ke Singapura dan Malaysia.
Sementara itu Nurlela pelaku eksportir madu PT CLB mengatakan untuk bisa ekspor madu lebah kita perlu melakukan standarisasi sesuai ketentuan dan aturan dimana untuk melakukan pengiriman madu ini sangat rentan sekali dan mudah terfermentasi, maka perlu standarisasinya agar bisa mengirim madu ke luar negeri.
Saat ini banyak petani madu lebah di Jambi tidak memikirkan standarisasi tersebut, seperti contohnya panen madu kemudian langsung dimasukan ke galon hal ini yang salah karena madu itu mudah dan cepat terpermentasi atau rusak kwalitasnya.
“Saya melakukan standarisasinya mulai dari prioduksi madu hingga pengirimannya keluar, saya saat ini cukup banyak permintaan madu lebah dari luar negeri namun selama ini terkendala dengan tidak lengkapnya dokumentasi pengiriman mulai dari BPOM, Balai Karantina Pertanian dan Bea Cukai serta pihak lainnya,” kata Nurlela.
Dia juga mengatakan yang utama adalah keyakinan dan harus berkoordinasi dengan semua pihak untuk bisa melengkapi dokumen resmi pengiriman ekspor madu lebah dan kita harus menjamin ketahanan dan penyimpanan madu di konsumen. Sejak 2008 PT CLB sudah mengirim madu lebah ini keluar namun tidak menggunakan dokumen resmi atas nama produksi kami sendiri.
Namun mulai saat kami menggunakan jalur pengiriman secara resmi ekspor madu lebah ke Singapura dan Malaysia sebanyak 250 kilogram dan kedepannya akan mengekspor madu dengan resmi menggunakan dokumen sah atas nama perusahaan sendiri.
Dengan luas lahan dua ratus hektare di kawasan Danau Lamo Kabupaten Muaro Jambi, Provionsi Jambi, PT CLB bisa panen madu dalam sebulannya tiga hingga lima ton madu lebah dan ini merupakan potensi besar Jambi untuk menjadi eksporti madu kedepannya.(red)